Kamis, 09 Februari 2012

RUMAH KADERISASI

"Dan orang-orang yang berkata: 'Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (Al-Furqan [25]: 74)



   Rumah adalah lingkungan pertama tempat tumbuh kembangnya anak. Di rumah itu mereka tak sekadar makan dan minum, tapi mereka juga mendapatkan pengalaman hidup. Anak-anak tidak saja mendapatkan suasana fisik, tapi juga suasana diniyah.
   Di rumah, orangtua memiliki peran yang sentral. Begitu besar pengaruhnya lingkungan keluarga, sampai-sampai Rasulullah SAW menyebutnya sebagai faktor penentu agama. Dari Abu Hurairah ra Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (HR Bukhari).
    Jika keyakinan hidup bisa dibentuk di dalam rumah, maka kepemimpinan semestinya juga bisa dilahirkan di setiap rumah Muslim. Setiap ayah atau ibu adalah pemimpin yang seharusnya melahirkan pemimpin-pemimpin yang lebih andal. 
   Banyak orangtua yang lupa menjadikan rumahnya sebagai ruang praktek kaderisasi. Tidak mudah, memang. Tapi inilah pekerjaan mulia yang digeluti para nabi dan para pemimpin di masa lalu. Itulah sebabnya, selalu lahir orang-orang besar dari ayah dan ibu yang besar. Hampir semua nabi lahir dari nabi-nabi sebelumnya, demikian juga para pemimpin.
    Setiap orangtua memiliki kesempatan yang sama untuk melahirkan pemimpin masa depan. Bagaimana caranya?
Pertama, bangun pribadi yang kuat. Tanamkan kepada anak-anak aqidah dan keyakinan yang kuat. Ajari mereka untuk menjadi orang yang "berani", dengan menepis rasa malu, dan malas. Bangkitkan jiwa-jiwa yang lemah menjadi jiwa yang tangguh.
Kedua, ciptakan suasana yang penuh kasih sayang. Anak-anak yang berada di lingkungan kasih sayang orangtuanya sejak kecil akan merasa diterima oleh orangtuanya. Rasa diterima itu merupakan bekal utamanya untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
Ketiga, jadikan rumah sebagai majelis pembelajaran. Luangkan waktu secara khusus untuk mengajak anak-anak terlibat dalam diskusi kecil agar mereka dapat belajar mendengar dan mengajukan pendapat. Ajari mereka adab sopan santun, cara mendengar yang baik, dan menghormati orang lain. Ajarkan pula kepadanya agar berani berpendapat dan menanggapi pendapat orang lain.
Keempat, buat sesering mungkin pertemuan keluarga. Meja makan adalah tempat pertemuan keluarga yang paling sempurna. Suasananya yang rileks menjadi momen yang efektif untuk menyampaikan sebuah pesan. Selain meja makan, ayah atau ibu bisa menyiapkan waktu khusus untuk mengaji bersama. Selipkan nilai-nilai kepemimpinan melalui ayat-ayat yang dibaca. Kisah para nabi yang ada dalam Al-Qur'an, di sana terdapat keteladanan tentang perjuangan, pengorbanan, pelayanan, dan keikhlasan para pemimpin.
Kelima, kenalkan visi membangun masa depan. Seseorang disebut pemimpin karena meraka senantiasa berada di depan. Setiap ayah atau ibu harus mengajarkan kepada anak-anaknya tentang visi kehidupan, baik yang jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Jangan pernah mematahkan mimpi-mimpi mereka, sebab dari sinilah mereka merajut masa depannya.

Sumber: Ustadz Abdurrahman Muhammad (Pimpinan Umum Hidayatullah)

Merawat Diri, Senangkan Hati Suami

Ada dua hadits yang hampir pasti disebutkan pada ceramah nikah, satu untuk nasihat bagi suami dan satunya lagi untuk isteri. Untuk suami biasanya disebutkan hadits berikut;
“ Nasehatilah wanita dengan baik, karena dia tercipta dari tulang rusuk yang bengkok. Dan rusuk itu yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Kalau kamu memaksa meluruskannya, kamu akan mematahkannya. Tapi kalau dibiarkan dia akan tetap bengkok. Karenanya, nasihatilah wanita dengan baik.” (HR. Bukhari)

Sedang hadits berikut untuk isteri;
خَيْرُ النِّسَاءِ الَّتِي تُسِرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَ تُطِيْعُهُ إِذَا أُمِرَ
“Sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkan suami jika dia memandangnya, dan menaati suami jika suami memerintahnya.” (HR. an Nasa’I, dinilai shahih oleh Syaikh al AlBani dalam as Silsilah as Shahihah).
Kalau dicermati, dua hadits ini memang sangat pas untuk nasihat sepasang kekasih yang baru saja diikat pernikahan, seutas tali cinta yang diridhai Allah. Coba cermati, mengapa penekanan pada masing-masing hadits berbeda? Untuk suami Rasulullah mewasiyatkan agar berlemah lembut, sedang kepada isteri, hal pertama yang disebut adalah agar isteri terlihat menarik dan menyenangkan di mata suami, mengapa?
Inilah sisi keagungan hikmah dalam nasihat-nasihat Rasulullah. Untuk hadits pertama, Imam Ibnu hajar al Asqalani dalam Fathul Bari menjelaskan, maksud hadits itu adalah wasiyat kepada para suami agar berlemah-lembut, bersikap penuh kasih dan perhatian pada isterinya.
Ini bukan teori biasa. Secara psikis, wanita adalah makhluk yang mengedepankan perasaan dan segala hal yang bersifat afektif. Baginya,  sikap lemah lembut sang suami, perhatiannya, kesetiaannya, dan kesediaan suami untuk mendengarkan dirinya adalah segala-galanya. Penampilan sederhana sang suami seringkali tidak menjadi masalah baginya. Kadangkala kalau suaminya tampil terlalu cakep, isteri malah sering khawatir kalau-kalau ada makhluk sebangsanya yang melirik.
Karenanya, nasihat Rasulullah menekankan pada suami agar bersikap lemah lembut dan penuh kasih pada isterinya. Utamanya ketika memberi nasihat, saran atau bahkan teguran. Yang terpenting bagi isteri adalah cara, bukan materi yang disampaikan. Barangkali suami berpikir, nasihatnya sudah sangat rasional, argumentatif dan tak terbantahkan. Tapi jika hal itu disampaikan dengan cara kasar, yakinlah, jangankan masuk kuping kanan keluar kuping kiri, masuk ke kuping pun tidak alias tidak akan didengarkan. Tapi boleh jadi nasihat dan tegurannya sederhana bahkan tak hafal dalilnya, tapi jika disampaikan dengan lemah lembut dan penuh kasih, akan langsung menancap ke sanubari. Yah, meskipun kadangkala isteri tetap merengut, tapi yakinlah cara ini akan efektif.
Sedang bagi isteri, dengan halus dan secara tidak langsung Rasulullah menyampaikan bahwa sebaiknya, isteri selalu berusaha menyenangkan pandangan suaminya dan menaati perintahnya. Menyenangkan pandangan maksudnya memberi perhatian pada penampilan dirinya. Kecantikannya akan menyenangkan suami sekaligus membantunya menjaga diri dari fitnah wanita. Dan semua wanita itu cantik serta memiliki sisi-sisi keantikan yang unik. Itulah yang harus dirawat sebagai bentuk syukur kepada Allah dan untuk menyenangkan suami.
Imam al Munawi menjelaskan dalam kitab Faidhul Qadir mengenai hadits tersebut dengan berkata, “Kecantikan isteri bagi lelaki adalah sarana yang dapat membantunya untuk menjaga diri dan agamanya.”
Semua lelaki tentunya menginginkan sang isteri menaruh perhatian dalam hal merawat tubuh dan penampilannya meski dengan cara yang sederhana. Ini hal yang wajar dan sepertinya sudah menjadi naluri lelaki. Kalaupun tidak pernah diungkapkan, sebenarnya di sudut hatinya tetap ada secuil rasa yang menginginkan hal itu. Lelaki memang tidak biasa mencurahkan segala uneg-unegnya seperti halnya wanita. Dia biasa menyikapi atau bahkan menyelesaikan persoalan dengan diam dan berpikir.Alasan lain, mungkin tidak mau dicap hanya mementingkan fisik karena tahu, wanita pasti tidak menyukai hal itu. Padahal seringkalinya tidak separah itu. Yang diinginkannya hanyalah sedikit perhatian dari isteri dalam hal ini di sela-sela kesibukannya mengurus rumah tangga. Pasalnya, tidak sedikit para wanita yang setelah menikah dan punya anak tidak lagi menaruh perhatian pada penampilan.
Perbedaan ini, apabila tidak dipahami dengan baik akan berdampak buruk pada hubungan. Isteri mengabaikan keinginan suami, suami kurang nyambung dengan apa yang paling diinginkan isteri. Isteri merasa cukup dengan memberikan perhatian pada suami sebagaimana dia juga menginginkan hal itu pada dirinya. Soal fisik, seharusnya suaminya bisa menerima apa adanya lalu dia pun benar-benar memperlakukan tubuh dan penampilannya dengan kualitas “apa adanya” alias sekenanya. Sebaliknya, suami merasa, asalkan sudah mencukupi kebutuhan rumah tangga, logistik dan sedikit perhatian, itu sudah cukup. Komunikasi juga tak dijalin dari hati ke hati dan penuh kelembutan. Akhirnya masing-masing merasa sudah mencukupi kebutuhan pasangan, tapi kenyataannya, sering terlihat adanya ketidak puasan. Mengapa? Karena antara apa yang dinginkan masing-masing dengan usaha yang dilakukan belum benar-benar nyambung.
Yah, memang, ini semua masih berupa idealisme yang pelaksanaannya kadang-kadang tidak mudah. Tapi bagaimanapun, urusan ini tetap harus dipahami terlebih dahulu, baru kemudian berusaha untuk diterapkan. Wallahua’lam. (aviv)
-Sumber: www.arrisalah.net-

Selasa, 31 Januari 2012

My Old Handmade (2nd Edition)

Assalamu'alaykum wr wb..


a. Strawberry Coin Purse




b. Grape




c. Watermelon Coin Purse

My old handmade (1st Edition)

Assalamu'alaykum wr wb..


a. Flower Brooch


b. animal and blue strawberry


Wassalamu'alaykum wr wb..

Jumat, 28 Oktober 2011

Petrichor --Bau Tanah Setelah Hujan Reda--

Kuhirup udara malam ini dalam-dalam..
Kuhirup lagi dan lagi tanpa bosan..
Semakin kuhirup semakin menenangkan..
Dan entah kenapa kembali teringat kenangan..
Kenangan masa kecil yang pernah terekam..

Ya.. Setelah sekian lama kutunggu, yang dinantipun akhirnya datang..
Dialah HUJAN..

Teman, tidakkah kau juga merasakan yang sama denganku? Entah kenapa aku suka sekali bau setelah hujan.. Rasanya sangat menenangkan dan bisa mengubah suasana hati yang penat menjadi ceria kembali..

Brownies Kukus Pertamaku

Assalamu'alaykum wr wb..

Kali ini saya akan memposting resep brownies kukus yang saya buat pertama kali.. Sebenarnya brownies ini sudah saya buat waktu bulan ramadhan kemarin.. Tapi karena waktu itu saya sedang sibuk skripsi, saya belum sempat mempostingnya.. Maaf ya n_n.. Alhamdulillah tanggal 22 Oktober kemarin saya telah wisuda dan sekarang sedang 'berdiam diri' di rumah dan tidak boleh keluar rumah dulu n_n.. Jadi ya sekarang saya jadi 'pengangguran'..

Nah langsung aja ya, ini resep lengkapnya..
Bismillahirrohmanirrohim..

Bahan:
  • Telur 6 butir
  • Gula halus 225 gram
  • Pasta coklat
  • Garam secukupnya
  • Emulsifier 1 sendok teh
  • Tepung terigu 125 gram, ayak, aduk rata dengan coklat bubuk
  • Coklat bubuk 50 gram, ayak, aduk rata dengan tepung terigu
  • Susu Kental Manis (SKM) 75 gram
  • Mentega
  • Dark Cooking Chocolate 100 gram, lelehkan, campur dengan mentega
  • Keju

Cara membuat:
  1. Kocok telur, gula, emulsifier, garam, dan pasta coklat hingga mengembang dan kaku. Untuk tahapan ini    perlu kesabaran ekstra ya soalnya untuk memperoleh adonan yang mengembang dan kaku butuh waktu yang lumayan lama..
  2. Masukkan campuran tepung terigu dan coklat bubuk, Aduk perlahan hingga rata.
  3. Masukkan campran mentega dan Dark Cooking Chocolate yang sudah dicairkan, aduk hingga rata.
  4. Sisihkan sepertiga bagian adonan, beri SKM, aduk rata.
  5. Bagi 2 adonan tanpa SKM, bagian I kukus selama 10 menit, tambahkan adonan dengan SKM selama 10 menit, terakhir masukkan adonan sisa tanpa SKM, lanjutkan mengukus selama kira-kira 20 menit. 
  6. Sebelum benar-benar matang, browies yang sedang dikukus diberi parutan keju di atasanya. Agar lebih yakin adonan sudah matang atau belum sebaiknya adonan yg sedang dikukus ditusuk dengan lidi, jika tidak ada adonan yang menempel pada lidi maka adonan sudah matang. Kemudian angkat.
Tips pembuatan:
  • Adonan telur, gula, dan emulsifier harus dikocok sampai benar-benar kaku. Karena kalau adonan tidak benar-benar kaku, browniesnya akan padat dan tidak lembut ketika dimakan.
  • kukusan harus benar-benar panas saat adonan dimasukkan ke dalam kukusan.
  • Jangan lupa membungkus tutup kukusan dengan serbet bersih supaya air kukusan tidak turun dan membasahi kue yang sedang dikukus.
  • Pengukusan menggunakan api sedang, api yang terlalu besar menyebabkan permukaan brownies kukus menjadi bergelombang.

Ini dia hasilnyaaa..











Foto yang ada hiasan jeruknya itu hasil ide bapakku.. Lucu ya n_n..
Alhamdulillah rasanya enak banget dan bikin kenyang lho..


Sekian resep masakan edisi brownies kukus kali ini.. Selamat mencoba..


Wassalamu'alaykum wr wb..

Kamis, 27 Oktober 2011

Entah Apa Artinya

Di pangkal lini itu, aku masih bisa terbang seperti biasa..
Mendekati pertengahan jalan, aku masih bisa menyembunyikannya..
Di sekitar median, aku mulai merasakannya..
Ketika berjalan menuju ujung, aku masih punya daya membuatnya menjadi biasa..
Tapi mengapa..
Saat aku berdiri hampir sampai, aku berani mengungkapkannya..
Entah apa artinya..

Bismillahirrahmanirrohim..

Ya Allah bimbinglah hati kami menuju ridho-Mu, Aamiin..